Oleh: Asy Syaikh Abdul Aziz bin Baaz
Pertanyaan:
Samahatus Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz Rahimahullah ditanya,
“Apa pendapat anda tentang pandangan orang yang mengatakan berpuasa di
sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah bid’ah?”
Jawaban:
Beliau menjawab, “Orang ini jahil, patut diajari. Karena Rasulullah
Sholallahu ‘Alaihi Wasallam telah memotivasi untuk beramal shalih
padanya, dan puasa termasuk amal shalih. Berdasarkan hadits sabda
Nabi,”Tidak ada hari-hari dimana amal shalih padanya lebih dicintai oleh
Allah daripada hari-hari sepuluh ini”. Para shahabat bertanya, “Wahai
Rasulullah tidak pula Jihad Fi Sabilillah?” Beliau menjawab, “Tidak pula
jihad fi sabilillah, kecuali seseorang berjihad dengan jiwanya dan
hartanya dan tidak kembali membawa apa-apa lagi”.Hadits riwayat Al
Bukhari dalam shahihnya.
Walaupun Nabi tidak pernah berpuasa pada hari-hari ini, telah
diriwayatkan dari beliau bahwa beliau berpuasa padanya, dan diriwayatkan
pula dari beliau bahwa beliau tidak berpuasa padanya. Akan tetapi yang
jadi pegangan adalah ucapan karena ucapan lebih kuat daripada perbuatan.
Dan apabila terkumpul ucapan dan perbuatan maka ini lebi kuat untuk
dikatakan sunnah. Maka ucapan adalah dalil tersendiri sebagaimana
perbuatan dan taqrir (persetujuan) demikian.
Apabila Nabi mengatakan suatu ucapan atau melakukan suatu perbuatan
atau mempersetujuinya maka seluruhnya adalah sunnah. Akan tetapi ucapan
lebih kuat kemudian perbuatan dan setelahnya persetujuan. Dan dalam hal
ini Nabi Sholallahu ‘Alaihi Wasallam berkata, “Tidak ada hari-hari
dimana amal shalih padanya lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari
ini”. Yakni sepuluh hari (pertama), maka apabila seseorang ingin
berpuasa padanya atau bersedekah berarti ia di atas kebaikan yang besar.
Demikian pula disyariatkan pada hari-hari tersebut bertakbir (membaca
Allahu Akbar), bertahmid (membaca Alhamdulillah), dan bertahlil (membaca
Laa ilaha ilallah) berdasarkan sabda Nabi, “Tidak ada hari-hari yang
lebih mulia di sisi Allah dan dicintai oleh-Nya untuk beramal shalih
padanya daripada hari-hari yang sepuluh ini, maka perbanyaklah oleh
kalian padanya tahlil, takbir, dan tahmid”. Semoga Allah menganugrahkan
taufiq-Nya kepada kita semua.”
Diterjemahkan oleh Al Ustadz Abdul Barr dari:
Majmu Fatawa Asy Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz
Sumber: Majalah As Salaam No IV/Th II 2006M/1426H
Rabu, 21 Agustus 2013
Keutamaan Puasa Sepuluh Hari Pertama di Bulan Dzulhijjah
15.07
0 comments
0 komentar:
Posting Komentar