Penjagaan Nikmat Dunia Dan
Akhirat
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ
نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيعِ سَخَطِكَ
ALLOHUMMA INNII
A’UUDZU BIKA MIN ZAWAALI NI’MATIKA, WATAHAWWALI’AAFIYATIKA, WAFUJAA-ATI
NIQMATIKA, WAJAMII’I SAKHOTHI’
Doa adalah ibadah dan ibadah hanya boleh ditujukan kepada
Allah SWT, maka tidaklah boleh bagi seorang muslim untuk berdoa, meminta dan
mengantungka harapanya kepada selain Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda:
عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ
قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الدُّعَاءَ هُوَ الْعِبَادَةُ ثُمَّ قَرَأَ { وَقَالَ رَبُّكُمْ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ
لَكُمْ }
3101-3896. Dari An-Nu'man bin Basyir, ia berkata,
"Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya berdoa adalah ibadah' Kemudian
beliau membaca ayat, 'Dan Tuhan-mu berfirman, "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan kuperkenankan
bagimu." (Qs. Ghaafir [40]:60) Shahih: Ahkam Al Jana'iz (194), Ar-Raudh
An-Nadhir (888), Al Misykah (2330), Shahih Abu Daud (1329).
Bahkan
apabila seorang muslim tidak melakukan kesirikan (tidak berdoa kepada selain
Allah) bersama dengan itu dia juga tidak berdoa kepada Allah SWT, maka Allahpun
murka kepadanya. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa tidak berdoa/memohon kepada Allah SAW, maka Alah akan murka
kepadanya.” (HR. Muslim dalam adabul Mufrad).
Mari kita
simak teladan terbaik, Nabi kita Muhammad SAW dalam berdoa kepada Allah,
diantara doa yang beliau panjatkan:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ
عُمَرَ قَالَ كَانَ مِنْ دُعَاءِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ
نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيعِ سَخَطِكَ
1922- Dari Abdullah bin Umar RA, dia berkata, "Di
antara doa Rasulullah SAW adalah, 'Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung
kepada-Mu dari hilangnya kenikmatan yang telah Engkau berikan, dari lepasnya
kesehatan yang telah Engkau anugerahkan, dari siksa-Mu yang datang secara
tiba-tiba, dan dari segala kemurkaan-Mu'" {Muslim 8/88-89}
Tidak bisa
dipungkiri bahwa Allah SWT telah memberikan hambanya banyak kenikmatan, tidak mampu kita menghitungnya, Dimulai
ketika bagun dari tidur,kita bernafas lega-hidup kembali, dikembalikanya
penglihatan, pandangan dan angota badan dengan kedaan yang sehat. Kita bisa
menikmasti segarnya air putih, yang seluruh makhluk pantas bersyukur atas
karunia Allah yang berupa air ini, sehingga hiduplah bumi dan apa yang ada
didalamnya, kita bisa merasakan lezatnya makanan yang tersedia, dan masih
banyak lagi nikmat yang bertuknaya harta, keamanan dan anak. Bahkan diantara
kenikmatan yang luput dari pandangan manusia adalah kenikmatan dari penjagaan
untuk tidak melakukan maksiat, karena tidak bermaksiat menghilangkan
kenikmatan, dengarkanlah perkataan Ali bin Abi Tholi:
Jika engkau dalam kenikmata jagalah ia....karena
sesungguhnya kemaksiatan akan menghapusnya.
Doa diatas
memberikan pelajaran kepada kita untuk selalu berlindaung kepada Allah dari
hilangnya kenikamatan yang sudah diberiakan, diantara penjagaan kenikmatan
adalah tidak bermaksiat kepada aAllah dan bersyukur atas nikmat, menunaikan
hak-haknya, mengeluarkan dan membaginya kepada saudara yang berhak menerimanya.
Rosulullah
juga mengajarkan kita untuk berlindung kepada Allah dari perubahan kenikmatan,
dari keadaan sehat menjadi sakit, kaya menjadi miskin. Dalam sabdanya yang lain
Nabi Muhammad SAW mengingatkan kelalaian yang menjagkiti kebanyakan manusia
akan nikmat sehat ini:Dua kenikmatan yang sering di lupakan oleh kebanyakan
manusia adalah kesehatan dan waktu luan
(HR. Bukhori)
Bahkan
mewanti-wanti ummatnya untuk benar-benar mempergunakannya kepada sesuatu yang
dapat mendatangkan manfaat di dunia dan di akhirat dengan sabdanya: Gunakanlah
kesempatan sehatmu sebelum datang
sakitmu (Hadits shalih riwayat Hakim dan Baehaqi dari Ibnu Abbas)
Yaitu
pergunakanlah nikmat sehat yang diberikan Allah dengan memperbanyak amal Shaleh
sebagai bekal menuju perjalanan panjang di akhirat, karena bisa jadi sakit akan
menghalanginya untuk giat dan memperbanyak amal shaleh.
Tentunya
kita bertanya, apa kita termasuk orang yang lupa akan kenikmatan sehat ini,
iyadzan billah, atau kita sudah benar-benar bersyukur dengan menjaga dan
mempergunakannya untuk ketaatan kepada Allah, menjadikanya modal untuk bekal,
serta mendoakan agar Allah senantiasa menjaganya?!
Seorang
Nabi, Rasul Allah pun tidak mengetahui musibah yang akan menimpa dirinya, oleh
karena itu Rosulullah SAW berlindung kepada Allah akan musibah yang spontan
datang tak diundang. Bila musibah yang datang secara tiba-tiba ini terjadi,
ditakutkan tidak memberi kesempatan kepada kita untuk bertaubat, karena jika
Allah telah berkehendak maka tidak ada yang mampu merubahnya meski seluruh mahluk
berkumpul bersatu dan berupaya membatunya.
Dan yang
terakhir beliau berdoa dan mengajarkan kepada kita untuk berlindung kepada
Allah dari sebab-sebab yang bisa mendatangkan murka-Nya, bila Allah murka
kepada hamba, tentu hamba ini merugi, sengsara dan binasa. Karena itu kita
memohon kepada Allah untuk di jauhkan dari sebab-sebab kemurkaanNya sehingga
datanglah kebalikanya yaitu keridhoan Allah SWT. (majalah Arrisalah)
0 komentar:
Posting Komentar