Doa Jiwa Yang Kembali
اللَّهُمَّ
آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ
وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا
Ya Alah..., berikanlah ketakwaan kepada jiwaku, sucikanlah
ia, sesungguhnya Engkaulah sebaik-baik Dzak yang dapat mensucikanya, Engkaulah
yang menguasai dan yang menjaganya.
Allah SWT menciptakan manusia dalam kedaan sempurna, bahkan
menciptakan jiwanya di atas fitrah yang lurus, namun setan kemudian datang
merusak dan menyimpangkanya dari agama yang lurus. Tiadalah yang dapat menghindarkan
kita dari kerusakan jiwa selain Allah, dengan bermunajat meminta dan memohon
kepadaNya untuk disucikan jiwanya. Bahkan Nabi kita Muhammad SAW, manusia
termulia di muka bumi ini berdoa dengan doa di atas.
Tentunya
kita lebih butuh kepada doa yang di munajatkan Rasulullah kepada Rab-Nya,
apalagi di zaman ini, yang kesirikan merajalela, kemaksiatan membludak, syahwat
mata, perut dan apa yang ada dibawahnya diumbar ditambah lagi tipu daya setan
yang lihai dalam menyesatkan dan menyimpangkan jiwa manusia.
Merupakan
kebaikan bila kita pahami makna doa ini
lalu kita munajatkan, sehingga terhindar dari fitnah dunia akhirat, dapat kita
teguk lezatnya iman dan kita dapatkan jiwa yang tidak menurut kepada setan
tetapi selalu kapada Arrahman.
Lengkapnya
hadis diatas ini dikeluarkan oleh Imam Muslim dalam Shohihnya pada kitab adz
Dzikr wa ad Du’a at Taudah bab atta’awudz min asy syarri dari sahabat Zaid bin
Arqom:
. عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْقَمَ قَالَ لَا أَقُولُ
لَكُمْ إِلَّا كَمَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَقُولُ كَانَ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ
وَالْكَسَلِ وَالْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَالْهَرَمِ وَعَذَابِ الْقَبْرِ اللَّهُمَّ
آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ
وَلِيُّهَا وَمَوْلَاهَا اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ
وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لَا تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لَا
يُسْتَجَابُ لَهَا.
1880- Dari Zaid bin Arqam RA, dia
berkata, "Saya tidak akan mengatakan kepada kalian kecuali seperti apa
yang pernah diucapkan Rasulullah SAW dalam doanya yang berbunyi, 'Ya
Allah ya Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan, kemalasan,
ketakutan, kekikiran, kepikunan, dan siksa kubur. Ya Allah ya Tuhanku,
berikanlah ketakwaan kepada jiwaku, sucikanlah ia, sesungguhnya Engkaulah
sebaik-baik Dzat yang dapat mensucikannya, Engkaulah yang menguasai dan yang
menjaganya. Ya Allah ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari
ilmu yang tidak berguna, hati yang tidak khusyu', diri yang tidak pernah puas,
dan doa yang tidak terkabulkan."'' {Muslim 8/81}
Doa ini
diawali dengan memohon perlindungan kepada Allah dari 6 keburukan, yaitu
kelemahan badan dari ketadak mampuan melakukan amalan sholeh, seperti
meninggalkan apa yang telah diwajibkan untuk dikerjakan. Dari kemalasan jiwa,
dengan tiadanya semangat dan kekuatan hati untuk melakukan kebaikan atau
sedikitnya rasa cinta untuk melakukan kebaikan. Dari takutan yang mengakibatkan
mundur dan menjauhkan diri dari mendapatkan sesuatu yang mulia dan diridhoi
dalam syariat. Dari kebahilan, yang menjadikan tidak menunaikan apa yang
seharusnya ditunaikan. Dari kerusakan akal, seperti pikun dimasa tua. Dari
siksa azab kubur, yaitu kegelapan dan kesempitan didalanya serta dihindarkan
dari sebab-sebab yang mendatangkan adzab kubur.
Kemudian
memohon kepada Allah untuk didatangkan dan diberikan jiwa yang penuh dengan
takwa dengan dijaga dari larangan-larangan, sesuatu yang mencelakakan serta
menghancurkanya. Diberikan kewaspadaan dan kehati-hatian dari mengikuti hawa
nafsu, melakukan kefajiran dan tindak kekejian.
Kebahagiaan
dapat dicapai bila hati bersih dan suci, ini merupakan alamat selamatnya hati.
Kelaziman dari permintaan takwa adalah bersihnya hati, tiada yang dapat
membersihkan hati kecuali yang berkuasa terhadapnya., maka kita memohonkan agar
Allah SWT membersihkan hati dan menyelamatkan dari kesyirikan, keragu-raguan,
mencintai keburukan, dan terus menerus dalam bid’ah dan dosa-dosa.
Terakhir
ditutup lagi dengan barta’awudz kepada Allah dari empat hal: dari ilmu yang
tidak bermanfaat, yaitu ilmu yang tidak diamalkan dan disampaikan kepada
manusia, atau tidak sampainya barokah ilmu kedalam hati, sehingga perkataan,
perbuatan dan akhlaknya masih tercela atau disibukan dengan ilmu dunia yang
tidak dibutuhkan oleh agama ini. Berlindung dari hati yang tidak khusyu’, tidak
takut kepada Allah, tidak khusyu’ berdikir kapada Allah, atau hati yang telah
membatu. Berta’awudz bagi jiwa yang tidak puas, selalu merasa kurang dengan
pemberian Allah, tidak pernah reda dari mengumpulkan harta dan menjaganya,
memburu tahta, atau jiwa yang tidak pernah kenyang terhadap dunia. Dan dari doa
yang tidak di ijabahi.
Ya Allah ya Rabbi, kami minta perlindungan-Mu sebagai mana
perlindungan yang dipitakan oleh kekasih-Mu shallallahu’alaihi wasallam,
bersihkanlah hati kami dengan jalan ilmu yang bermanfaat, amal yang shaleh,
menjalankan perintah-Mu dan menjauh dari laranganMu. Amin (sumber : Majalah
Arrisalah)
0 komentar:
Posting Komentar