Kira-kira 17 tahun yang lalu Reni hamil untuk pertama kali. Allah Swt
menakdirkan bahwa Reni keguguran. Maka dari sebuah kota kecil, ia pun
diantar oleh suaminya pergi ke kota besar dengan pesawat untuk berobat
ke seorang dokter terkenal di sana . Akhirnya Reni dikuret rahimnya.
Sepulangnya dari kota besar, Reni mendapati dari qubulnya selalu keluar
darah dalam jumlah banyak. Bahkan lebih banyak dari menstruasi rutin.
Apalagi bila ia bangun tidur, ia dapati kasur dan sprei selalu bersimbah
darah. Ia panik dan kalut mengatasi hal ini. Maka ia pun kembali lagi
bersama suaminya untuk berobat ke dokter fulan
Sayangnya sang
dokter tidak mengerti sebab pendarahan hebat ini. Maka yang terjadi
adalah kali itu Reni dikuret lagi. Sakit dan perih, itulah yang
dirasakan Reni!
Namun pendarahan itu masih tetap saja terjadi,
padahal hampir setiap dua hari sekali Reni dan suami terbang
Bontang-Balikpapan untuk mengkonsultasikan penyebab pendarahan ini.
Namun tindakan yang diambil oleh dokter fulan hanyalah mengkuret rahim
Reni. Reni dan suami hanya bisa pasrah dan berharap pertolongan Allah
Swt atas musibah ini.
Kejadian ini berlangsung cukup lama.
Hingga tubuh Reni bertambah ringkih, rumah tangga tak terurus, uang
tabungan terkuras dan suami tidak bisa bekerja tenang sebab harus sibuk
mengurusi Reni. Sepertinya ada sebuah cobaan besar yang sedang Allah Swt
timpakan kepada Reni dan suaminya.
Reni & suami terus berdoa kepada Allah Swt agar diberi jalan keluar dari masalah ini.
Hingga akhirnya Allah Swt pun mendengar dan mengijabah doa mereka
Hari itu Reni dan suami hendak terbang untuk berkonsultasi dengan
dokter fulan. Namun ada suara hati yang berbisik pada diri Reni. Ia bawa
sejumlah uang dalam jumlah besar. Uang itu bukan ia niatkan untuk bayar
biaya pengobatan, akan tetapi ada sebuah cita-cita mulia di sana yang
ingin ia wujudkan. Cita-cita itu adalah, "AKU INGIN BERSEDEKAH!"
Sejumlah uang itu pun ia masukkan ke dalam tas tangan yang Reni bawa.
Pesawat telah membawa Reni dan suaminya pergi menuju kota besar tempat
dokter langganannya. Setibanya di bandara Reni berjalan tertatih
dipapah oleh sang suami. Dengan susah payah, Reni pun akhirnya tiba di
dalam ruang bandara. Di dalam hati Reni berdoa kepada Tuhannya, "Ya
Allah, datangkan untukku seorang pengemis yang bisa menerima sedekahku.
Izinkan aku untuk bersedekah di hari ini!"
Keinginan untuk bersedekah itu membuncah lagi di hati Reni. Sungguh ia amat berharap untuk bisa bersedekah kali itu.
Pintu keluar bandara sudah dilalui oleh Reni dan suami. Subhanallah,
tiba-tiba ada seorang pria berpakaian lusuh menyapa Reni dan menjulurkan
tangan tanda minta sedekah. Reni bergembira dan yakin bahwa inilah
ijabah doa dari Allah Swt.
Tanpa banyak berpikir, ia merogoh
tas tangannya. Sejumlah uang yang sudah disiapkan ia berikan ke tangan
pengemis itu. Maka pengemis dan suami Reni melongo melihat jumlah uang
yang Reni sedekahkan. Reni pun melanjutkan langkahnya bersama suami dan
kemudian mereka masuk ke dalam sebuah taksi untuk pergi ke rumah sakit
tempat dokter fulan berpraktek.
"Untuk apa uang sebanyak itu
kau sedekahkan?! " tanya sang suami. Reni menjawab dengan yakin, "Boleh
jadi dengan sedekah itu Allah Swt menyembuhkan penyakitku, Pa!"
Mendapati jawaban seperti itu suami Reni tidak banyak mendebat. Memang
di saat-saat seperti ini, hanya pertolongan Allah saja yang dapat
menyelamatkan mereka.
Seperti kali sebelumnya, tidak ada
jawaban positif dari dokter fulan atas penyebab pendarahan yang keluar
dari qubul Reni. "Hingga saat ini, saya belum tahu pasti apa
penyebabnya" jelas dokter Yusfa.
Maka Reni dan suami pun kembali tanpa hasil memuaskan.
Pendarahan hebat masih terus terjadi dari rahim Reni setiap hari. Reni
hanya bisa bersabar dan pasrah atas takdir yang telah Allah Swt tetapkan
pada dirinya. Pagi itu, Reni tengah berada di dapur untuk membuat
masakan ringan. Tiba-tiba terasa olehnya ada sesuatu yang tidak beres di
perutnya dan ia pun ingin pergi ke toilet. Rasa ingin buang air itu
seperti tak terkendali ... Hingga Reni harus berlari sebab khawatir ia
tak kuasa menahannya.
Atas izin Allah Swt ia kini sudah berada
di kamar mandi. Namun hanya pakaian luar saja yang sempat ia buka,
sedangkan pakaian dalam tak sempat ia tanggalkan. Rupanya ada segumpal
daging penuh darah yang keluar dari qubul Reni dan ternyata ia tidak mau
buang air. Segumpal daging penuh darah itulah rupanya yang membuat Reni
terdesak untuk buang air.
Merasa aneh dengan segumpal daging
itu, maka Reni mengambil sebuah kantong plastik kecil dan memasukkannya
ke dalam kantong tersebut. Reni berpikir bahwa ia harus menanyakannya
kepada dokter fulan tentang benda aneh ini.
Pagi itu adalah
jadwal Reni berkonsultasi dengan dokter fulan. Ia seperti biasa pergi
didampingi oleh suaminya. Konsultasi kali itu, seperti biasa tidak
memberikan perkembangan ke arah positif sama sekali. Hampir saja Reni
putus asa dengan keadaan ini.
Namun tiba-tiba ia teringat akan
kejadian aneh kemarin pagi. Lalu ia pun merogohkan tangannya ke dalam
tas dan mencari-cari plastik kecil berisi segumpal daging penuh darah.
Ia keluarkan plastik kecil itu dan ia sodorkan kepada dokter fulan.
Kejadian aneh kemarin pagi itu diceritakan oleh Reni kepada dokter
fulan.
Dokter fulan menerima plastik berisikan benda aneh itu.
Dahinya berkerut tanda bahwa ia berpikir keras tentang benda ini. Dan
beliau pun berkata, "Ibu dan bapak mohon tunggu sebentar di sini. Saya
akan pergi ke laboratorium untuk memeriksakan hal ini!"
Saat
dokter fulan pergi meninggalkan ruangannya, Reni dan suami hanya
berharap bahwa dokter Yusfa akan datang membawa sebuah berita gembira
untuk mereka.
Kira-kira 20 menit kemudian dokter Yusfa datang
sambil berlari. Ya berlari, bukan berjalan! Begitu pintu terbuka dokter
pun berteriak dengan nada keras, "Alhamdulillah bu Reni....
Alhamdulillah. ...!!! Saya baru mengerti rupanya pendarahan selama ini
disebabkan kanker rahim yang ibu alami... dan benda ini adalah kanker
rahim tersebut. Cuma saya hanya mau bertanya bagaimana cara kanker ini
bisa gugur dengan sendirinya.. .?!"
Subhanalllah. ... rupanya
penyebab pendarahan hebat selama ini adalah sebuah kanker yang tidak
dapat terdeteksi. Pertanyaan terakhir dari dokter fulan tak mampu
dijawab langsung oleh Reni. Namun Reni hanya mampu bersyukur kepada
Allah bahwa akhirnya pertolongan itu datang juga untuknya setelah
penantian yang cukup lama. Akhirnya pendarahan pun terhenti begitu saja,
dan rupanya pertolongan Allah Swt tiba setelah Reni bersedekah dengan
sejumlah harta yang sudah ia cita-citakan.
"Sembuhkan penyakit kalian dengan cara sedekah. Lindungi harta yang kalian miliki dengan zakat." HR. Baihaqi
Sedekah sungguh sebuah perkara yang mengagumkan.
Semoga bermanfaat bagi yang membacanya .....
.... Segala puji bagi Allah, yang dengan nikmat-Nya sempurnalah semua kebaikan.
Rabu, 06 Maret 2013
Buah Sedekah
18.35
0 comments
0 komentar:
Posting Komentar